Senin, 16 Desember 2013

DONAT MADU CIHANJUANG TAK KALAH DENGAN DONAT IMPOR


Kepandaian mengambil tempat jualan (place) dari pemilik Donat Madu merupakan salah satu yang membuat produk ini kemudian melejit sukses. Demikian Perry Tristianto dalam dalam talk show ‘Gebyar Marketing PRFM’, Rabu (31/7), yang malam itu mendatangkan tamu atau nara sumber Vanina Nisvulaily, owner Donat Madu Cihanjuang.

Vanina malam itu memang bercerita kalau Donar Madu mulanya dipasarakan di kawasan Cihanjuang, bahkan namanya Donat Madu Cihanjuang, karena memang dibuat di kawasan itu. Menurut Perry Tristianto, di kawasan itu memang tak banyak tempat jajanan atau camilan yang memiliki image ‘kelas atas’. Paling tidak pada tahun 2010, saat dimana Donat Madu mulai dirintis oleh Vanina. “Hal itulah yang membuat orang melirik Donat Madu,” jelas Vanina.

Popy Rufaidah sebagai pakar pemasaran menambahkan, dengan kondisi apa yang dikatakan oleh Perry Tristianto tersebut, membuat calon pembeli tertarik dengan produk Donat Madu. “Kesannya melihat donat madu ini kan bersih, menarik, dan harganya tak mahal,” jelas Popy.

Vanina Nisvulaily memang mengaku berusaha membuat terobosan dengan harga terjangkau, tapi sehat dan bermutu. Yaitu membuat donat asli Indonesia berbahan dasar madu yang rasanya tak kalah dengan donat-donat yang sering dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan.

Kini setelah tiga tahun berjalan, usaha Vanina ini sudah memiliki waralaba di seluruh Indonesia. Menurut Perry, kepintaran lain dari Vanina bukan hanya membuat produknya, tapi juga dalam memasarkan tawaran waralabanya. “Inilah hebatnya Ibu Vanina,” jelas Perry.

Tak seperti penawaran waralaba pada umumnya, Donat Madu menawarkan waralaba hanya dengan membeli brand sebesar Rp. 20 juta dan training pembeli waralaba dan karyawan sebesar Rp. Rp.34 juta. Dengan ikatan jangka waktu 5 tahun. Tanpa sharing profit.

“Hanya itu, lalu dari mana keuntungan ibu Vanina?”, tanya Popy “Dari penjualan bahan-bahan pembuatan donat, yang merupakan kesepakatan ketika membeli brand Donat Madu. Alhamdulilah, banyak produsen yang memercayakan kepada saya untuk menjualnya,” jelas Vanina.

Selama ini tagline donat ini juga menarik dan lucu, "Add honey, less sugar... Get healthy, great flavour." Karena 75% bahan gula pada adonannya diganti oleh madu. “Namun September nanti tagline akan diganti sesuai dengan saran MUI (Majelis Ulama Indonesia), karena kami sudahbersertifikasi halal. Tagline baru itu adalah : “Halal dan Sehat”.

Selain donat dengan ukuran regular Donat Madu juga membuat donat yang berukuran mini, bedanya donat ini tidak dijual satuan tapi lusinan dengan toping yang berbeda-beda dan dihargai Rp 20.000 saja. Untuk pilihan toping donat jumlahnya hampir mencapai dua puluh lebih.

Sampai saat ini Donat Madu Cihanjuang sudah membuka cabangnya di kota-kota besar seperti Bandung, Bogor, Jakarta, Semarang, Surabaya, hingga Bali. Bahkan di beberapa tempat, tempat penjualan Donat Madu berdampingan dengan penjualan donat asal luar negeri yang sudah terkenal. “Tapi masing-masing kan punya pelanggan sendiri-sendiri,” jelas Vanina.

Donat madu tersebut langsung diproduksi di tokonya, sehingga pembeli bisa melihat sendiri bagaimana donat dibuat. Donat dibuat fresh karena diproduksi di hari yang sama. “Kami juga open kitchen,” tegas Vanina.



Sumber : http://www.hotspotbandung.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar